Perbedaan Langkah-langkah Serta Metode dan Teknik Pemeriksaan Pajak Dengan Pemeriksaan Umum
Perbedaan Langkah-langkah Serta Metode dan Teknik Pemeriksaan
Pajak Dengan Pemeriksaan Umum
- PEMERIKSAAN PAJAK
Berikut
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemeriksa sebelum melaksanakan
tindakan pemeriksaan, antara lain:
a. Mempelajari
berkas wajib pajak/berkas data
b. Menganalisis
SPT dan laporan keuangan wajib pajak
c. Mengidentifikasi
masalah
d. Melakukan
pengenalan lokasi wajib pajak
e. Menentukan
ruang lingkup pemeriksaan
f. Menyusun
program pemeriksaan
g. Menentuka
buku-buku dan dokumen yang akan dipinjam
h. Menyediakan
sarana pemeriksaan
Setelah
melakukan rangkaian kegiatan sebelum pemeriksaan langkah selanjutnya adalah
melakukan pemeriksaan. Dalam pemeriksaan pajak ada dua jenis pemeriksaan, yaitu
pemeriksaan kantor dan pemeriksaan lapangan. Dalam pemeriksaan kantor pemeriksa
berwenang untuk:
-
Meminta dan meminjam buku-buku dan
catatan-catatan wajib pajak
-
Meminta keterangan lisan maupun tulisan
dari wajib pajak
-
Meminta keterangan atau data dari pihak
ketiga yang mempunyai hubungan dengan wajib pajak yang diperiksa.
-
Membuat kertas kerja pemeriksaan (KKP)
-
Menyusun surat pemberitahuan hasil
pemeriksaan (SPHP) dan laporan pemeriksaan pajak (LPP)
Sedangkan
dalam pemeriksaan lapangan pemeriksa berwenang untuk:
-
Memeriksa dan meminjam buku-buku,
catatan-catatan dan dokumen pendukung lainnya termasuk keluaran dan media
computer dan perangkat elektronik pengolah data lainnya.
-
Meminta keterangan lisan maupun tertulis
dari wajib pajak yang diperiksa
-
Memasuki tempat atau ruangan yang diduga
menyimpan dokumen, uang, barang, yang dapat memberi petunjuk tentang keadaan
usaha waib pajak.
-
Melakukan penyegelan tempat diatas
apabila WP tidak memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan
dimaksud.
-
Meminta keterangan dan data yang
diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan waib pajak yang
diperiksa.
-
Pembuatan kertas kerja pemeriksaan (KKP)
-
Membuat SPHP
-
Membuat LPP
-
Post audit
Metode dalam
pemeriksaan pajak ada 2, yaitu:
1. Metode Langsung
Adalah
teknik dan prosedur pemeriksaan dengan melakukan pengujian atas kebenaran
angka-angka dalam SPT, yang dilakukan terhadap laporan keuangan dan buku,
catatan, serta dokumen pendukung. Pelaksanaan pemeriksaan dengan metode ini
dilakukan sesuai program pemeriksaan yang terinci atas setiap pos neraca dan
labarugi yang menjadi sumber utama atau berkaitan dengan angka-angka dalam SPT.
2. Metode
Tidak Langsung
Adalah
teknik dan prosedur pemeriksaan dengan melakukan pengujian atas kebenaran
angka-angka dalam SPT, yang dilakukan secara tidak langsung melalui suatu
pendekatan perhitungan tertentu mengenai penghasilan dan biaya. Hasil ini
merupakan petunjuk untuk mengambil kesimpulan tentang ketidakbenaran
angka-angka dalam SPT sehingga masih diperlukan pembuktian yang valid dan abash
untuk membuktikan ketidakbenaran tersebut.
Teknik dalam pemeriksaan pajak:
1. Melakukan
evaluasi
a. Menilai
kebenaran formal SPT/ informasi dalam SPT
b. Menilai
kelengkapan SPT
c. Menilai
system pengendalian intern perusahaan
2. Melakukan
analisis angka-angka
a. Perbandingan
analisis rasio dengan standard yang berlaku
b. Perbandingan
analisis beberapa tahun pajak terakhir
c. Kaitan
antara analisis rencana biaya, rencana penjualan, rencana produksi, rencana
pembelian, dsb
3. Melacak
angka-angka dan memeriksa dokumen
Hal yang perlu
diperhatikan:
-
Nama orang/badan yang mengeluarkan dokumen
yang bersangkutan
-
Tanggal pembuatan dokumen
-
Keaslian dokumen
-
Jika dokumen tersebut berjumlah besar,
sangat berguna untuk pembuatan data yang diproduksi.
4. Pengujian
arus uang, barang, piutang, dan utang
5. Pengujian atas mutasi setelah tanggal neraca
a. Membandingkan
angka dineraca dengan buku besar dan buku tambahannya
b. Membandingkan
saldo-saldo pada angka neraca tersebut dengan daftar utang/piutang untuk bulan
pertama tahun berikutnya, setelah memerhatikan mutasi yang terjadi pada bulan
tersebut
c. Mengecek
mutasi yang terjadi dengan catatan pada buku harian kas/bank, buku
pembelian/penjualan pada bulan yang sama
6. Pemanfaatan
informasi pihak ketiga
a. Data
dari pihak untuk cross check, misalnya utang dagang pihak ketiga untuk
memastikan pembelian yang terjadi dengan pihak ketiga, jika mamaterial buatkan
datanya karena bagi pihak ketiga merupakan penjualan
b. Mengumpulkan
data dari pihak ketiga, misalnya bea cukai, departemen kehutanan, dan lain-lain
7. Melakukan
pengujian fisik
8. Melakukan
inspeksi (sifat dan proses produksi)
9. Melakukan
rekonsiliasi
10. Melakukan
footing (kebenaran penjumlahan/pengurangan ke bawah)
11. Melakukan
cross footing (kebenaran penjumlahan/pengurangan ke samping)
12. Melakukan
vouching (dokumen dasar)
13. Melakukan
trasir (pencatatan transaksi)
14. Melakukan
konfirmasi kepada pihak ketiga
15. Melakukan
sampling data (menguji sebagian bukti)
2. PEMERIKSAAN UMUM
Langkah-langkah
dan metode dalam pemeriksaan umum:
Prosedur pemeriksaan merupakan
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh auditor dalam mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti-bukti pemeriksaan. Adapun langkah-langkah dalam merancang audit umu
adalah sebagai berikut:
1.
Menerima klien dan melakukan perencanaan audit
awal
2.
Memahami bisnis dan industry
klien
3.
Menilai resiko dan bisnis
klien
4.
Melaksanakan prosedur
analitis pendahuluan
5.
Menetapkan materialitas, dan
menilai resiko audit yang dapat diterima serta resiko inheren
6.
Memahami pengendalian
internal dan menilai resiko pengendalian
7.
Mengumpulkan informasi untuk
menilai resiko kecurangan
8.
Mengembangkan perencanaan
audit dan program audit secara keseluruhan
Ada beberapa jenis
prosedur pemeriksaan keuangan, antara lain:
- Analitical Procedures - Tracing
- Inspecting - Vouching
- Confinning - Observing
- Inquiring - Reperfonning
- Counting - Computer-assisted audit techniques.
1. analytical procedures - Tracing
Analytical procedur terdiri dari studi
dan perbandingan hubungan-hubungan antara data. Prosedur ini termasuk
perhitungan-perhitungan dan penggunaan ratio sederhana, analisa vertikal atau
item-item yang sejenis, perbandingan jumlah dengan data historis stau budget.
Analytical procedures ini akan menghasilkan bukti analitis.
1.
Inspecting
Inspecting melibatkan penelitian secara cermat terhadap dokumen
dan catatan-catatan, serta pemeriksaan fisik terhadap sumber-sumber yang
berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam pemeriksaan. Penyelidikan
terhadap dokumen menyediakan suatu alat untuk mengevaluasi bukti dokumentasi.
Jadi melalui inspeksi ini auditor dapat menaksir keaslian dokumen, atau
mendeteksi adanya perubahan-perubahan yang mungkin dilakukan.
2.
Comfirming
Confirming adalah bentuk penyelidikan yang memungkinkan auditor
memperoleh informasi secara langsung dari pihak luar yang independen. Dalam
kasus ,yang biasa, klien membuat permohonan kepada pihak luar secara tertulis,
tetapi untuk tujuan pengawasan, jawabannya dikirim langsung kepada auditor.
Prosedur pemeriksaan ini menghasilkan bukti konfirmasi.
3.
Inquiring
Inquiring melibatkan pertanyaan baik
lisan maupun tulisan oleh auditor. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat dibuat
secara intern kepada manajemen atau pegawai klien, seperti pertanyaan tentang
persediaan yang usang atau kemungkinan dapat ditagihnya piutang, atau secara
eksternal menanyakan kepada pengacara yang berkaitan dengan kemungkinan hasil
perkara. Pertanyaan ini menghasilkan baik bukti lisan maupun tulisan.
4.
Counting
Dua penggunaan yang paling umum dalam counting (perhitungan)
adalah, (1) perhitungan fisik aktiva berwujud seperti jumlah kas atau
persediaan yang ada di perusahaan, dan (2) perhitungan untuk dokumen yang
diberi nomor sebelumnya Yang pertama menyediakan alat untuk menilai bukti fisik
dari jumlah yang ada. Yang kedua bisa ditinjau sebagai penyediaan alat untuk
mengevaluasi bukti dokumentasi dari kelengkapan catatan akuntansi.
5.
Tracing
Dalam tracing, auditor (1) memilih dokumen yang
dibuat ketika transaksi dilaksanakan, dan (2) menentukan bahwa infonnasi yang
terdapat dalam dokumen itu telah dicatat secara wajar daJam catatan akuntansi
(jurnal dan buku besar). Arah pengujian ini adalah dari dokumen ke catatan
akuntansi. Karena prosedur ini memberi keyakinan dari bukti asli sampai
akhirnya dimasukkan ke dalam perkiraan, maka prosedur ini terutama sangat
bermanfaat untuk mendeteksi catatan akuntansi yang kerendahan. Jadi prosedur
ini penting untuk mendapatkan bukti yang berhubungan dengan penegasan untuk
kelengkapan.
Trasir
berhubungan terutama dengan bukti dokumentasi.
6. Vouching
Vouching
meliputi (1) memilih catatan yang ada pada catatan akuntansi, dan (2)
memperoleh dan menyelidiki dokumen yang mendasari catatan tersebut untuk
menentukan keabsahan dan ketelitian transaksi yang dicatat. Dengan vouching,
arab pengujian berlawanan dengan tracing. Vouching digunakan secara luas untuk
mendeteksi catatan akuntansi yang ketinggian (overstatement). Jadi, prosedur
ini penting penting untuk memperoleh bukti sehubungan dengan penegasan terhadap
keberadaan atan kejadian (existence or occurrence).
7. Observing
Observing (pengamatan) berhubungan
dengan memperhatikan akan menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan alan proses.
Kegiatan tersebut bisa merupakan proses yang rutin dari suatu jenis transaksi
seperti penerimaan kas, untuk melihat apakah pegawai melaksanakan tugasnya
sesuai dengan kebijaksanaan dan prosedur yang telah ditetapkan.
Selain itu anditor mungkin juga mengamati
ketelitian pegawai dalam pelaksanaan persediaan fisik persediaan tahunan. Jadi
dalam hal ini auditor hanya mengamati proses perhitungan fisik persediaan.
Berbeda halnya dengan inspecting, auditor melakukan inspeksi atan memeriksa
unsur-unsur persediaan tertentu untuk membuat penaksiran sendiri mengenai
kondisi persediaan tersebut.
Dari prosedur ini auditor mendapatkan
sendiri pengetahuan secara langsung mengenai kegiatan perusahaan dalam bentuk
bukti fisik
8.
Reperforming
Penerapan yang paling sering dilakukan
dalam prosedur ini adalah melakukan kembali perhitungan, dan rekonsiliasi yang
telah dibuat oleh klien. Misalnya termasuk penghitungan kembali terhadap
jumlah, biaya penyusutan, bunga, dan lain sebagainya. Prosedur ini menghasilkan
bukti matematis.
9.
Computer-Assisted Audit
Technique
Apabila catatan akuntansi klien menggunakan media elektronik,
auditor dapat menggunakan teknik ini untuk membantu dalam pelaksanaan beberapa
prosedur yang telah dibicarakan sebelumnya. Misalnya, Auditor dapat menggunakan
software untuk melaksanakan perhitungan dan perbandingan yang digunakan pada
prosedur analitis, memilih sampel piutang untuk konfirmasi, melaksanakan
penghitungan kembali berbagai macam perhitungan, dll.SUMBER: http://amihidayat.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar