Sabtu, 16 Juni 2012

Pemeriksaan Pajak VS Pemeriksaan Umum

Perbedaan Langkah-langkah Serta Metode dan Teknik Pemeriksaan Pajak Dengan Pemeriksaan Umum


Perbedaan Langkah-langkah Serta Metode dan Teknik Pemeriksaan Pajak Dengan Pemeriksaan Umum


  1. PEMERIKSAAN PAJAK
Berikut adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemeriksa sebelum melaksanakan tindakan pemeriksaan, antara lain:
a.       Mempelajari berkas wajib pajak/berkas data
b.      Menganalisis SPT dan laporan keuangan wajib pajak
c.       Mengidentifikasi masalah
d.      Melakukan pengenalan lokasi wajib pajak
e.       Menentukan ruang lingkup pemeriksaan
f.       Menyusun program pemeriksaan
g.      Menentuka buku-buku dan dokumen yang akan dipinjam
h.      Menyediakan sarana pemeriksaan
Setelah melakukan rangkaian kegiatan sebelum pemeriksaan langkah selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan. Dalam pemeriksaan pajak ada dua jenis pemeriksaan, yaitu pemeriksaan kantor dan pemeriksaan lapangan. Dalam pemeriksaan kantor pemeriksa berwenang untuk:
-          Meminta dan meminjam buku-buku dan catatan-catatan wajib pajak
-          Meminta keterangan lisan maupun tulisan dari wajib pajak
-          Meminta keterangan atau data dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan wajib pajak yang diperiksa.
-          Membuat kertas kerja pemeriksaan (KKP)
-          Menyusun surat pemberitahuan hasil pemeriksaan (SPHP) dan laporan pemeriksaan pajak (LPP)
Sedangkan dalam pemeriksaan lapangan pemeriksa berwenang untuk:
-          Memeriksa dan meminjam buku-buku, catatan-catatan dan dokumen pendukung lainnya termasuk keluaran dan media computer dan perangkat elektronik pengolah data lainnya.
-          Meminta keterangan lisan maupun tertulis dari wajib pajak yang diperiksa
-          Memasuki tempat atau ruangan yang diduga menyimpan dokumen, uang, barang, yang dapat memberi petunjuk tentang keadaan usaha waib pajak.
-          Melakukan penyegelan tempat diatas apabila WP tidak memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan dimaksud.
-          Meminta keterangan dan data yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan waib pajak yang diperiksa.
-          Pembuatan kertas kerja pemeriksaan (KKP)
-          Membuat SPHP
-          Membuat LPP
-          Post audit
Metode dalam pemeriksaan pajak ada 2, yaitu:
1.      Metode  Langsung
Adalah teknik dan prosedur pemeriksaan dengan melakukan pengujian atas kebenaran angka-angka dalam SPT, yang dilakukan terhadap laporan keuangan dan buku, catatan, serta dokumen pendukung. Pelaksanaan pemeriksaan dengan metode ini dilakukan sesuai program pemeriksaan yang terinci atas setiap pos neraca dan labarugi yang menjadi sumber utama atau berkaitan dengan angka-angka dalam SPT.
2.      Metode Tidak Langsung
Adalah teknik dan prosedur pemeriksaan dengan melakukan pengujian atas kebenaran angka-angka dalam SPT, yang dilakukan secara tidak langsung melalui suatu pendekatan perhitungan tertentu mengenai penghasilan dan biaya. Hasil ini merupakan petunjuk untuk mengambil kesimpulan tentang ketidakbenaran angka-angka dalam SPT sehingga masih diperlukan pembuktian yang valid dan abash untuk membuktikan ketidakbenaran tersebut.
Teknik dalam pemeriksaan pajak:
1.      Melakukan evaluasi
a.       Menilai kebenaran formal SPT/ informasi dalam SPT
b.      Menilai kelengkapan SPT
c.       Menilai system pengendalian intern perusahaan
2.      Melakukan analisis angka-angka
a.       Perbandingan analisis rasio dengan standard yang berlaku
b.      Perbandingan analisis beberapa tahun pajak terakhir
c.       Kaitan antara analisis rencana biaya, rencana penjualan, rencana produksi, rencana pembelian, dsb
3.      Melacak angka-angka dan memeriksa dokumen
Hal yang perlu diperhatikan:
-          Nama orang/badan yang mengeluarkan dokumen yang bersangkutan
-          Tanggal pembuatan dokumen
-          Keaslian dokumen
-          Jika dokumen tersebut berjumlah besar, sangat berguna untuk pembuatan data yang diproduksi.
4.      Pengujian arus uang, barang, piutang, dan utang
5.       Pengujian atas mutasi setelah tanggal neraca
a.       Membandingkan angka dineraca dengan buku besar dan buku tambahannya
b.      Membandingkan saldo-saldo pada angka neraca tersebut dengan daftar utang/piutang untuk bulan pertama tahun berikutnya, setelah memerhatikan mutasi yang terjadi pada bulan tersebut
c.       Mengecek mutasi yang terjadi dengan catatan pada buku harian kas/bank, buku pembelian/penjualan pada bulan yang sama
6.      Pemanfaatan informasi pihak ketiga
a.       Data dari pihak untuk cross check, misalnya utang dagang pihak ketiga untuk memastikan pembelian yang terjadi dengan pihak ketiga, jika mamaterial buatkan datanya karena bagi pihak ketiga merupakan penjualan
b.      Mengumpulkan data dari pihak ketiga, misalnya bea cukai, departemen kehutanan, dan lain-lain
7.      Melakukan pengujian fisik
8.      Melakukan inspeksi (sifat dan proses produksi)
9.      Melakukan rekonsiliasi
10.  Melakukan footing (kebenaran penjumlahan/pengurangan ke bawah)
11.  Melakukan cross footing (kebenaran penjumlahan/pengurangan ke samping)
12.  Melakukan vouching (dokumen dasar)
13.  Melakukan trasir (pencatatan transaksi)
14.  Melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga
15.  Melakukan sampling data (menguji sebagian bukti)

2. PEMERIKSAAN UMUM
            Langkah-langkah dan metode dalam pemeriksaan umum:
Prosedur pemeriksaan merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh auditor dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti pemeriksaan. Adapun langkah-langkah dalam merancang audit umu adalah sebagai berikut:
1.       Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal
2.      Memahami bisnis dan industry klien
3.      Menilai resiko dan bisnis klien
4.      Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan
5.      Menetapkan materialitas, dan menilai resiko audit yang dapat diterima serta resiko inheren
6.      Memahami pengendalian internal dan menilai resiko pengendalian
7.      Mengumpulkan informasi untuk menilai resiko kecurangan
8.      Mengembangkan perencanaan audit dan program audit secara keseluruhan
Ada beberapa jenis prosedur pemeriksaan keuangan, antara lain:
- Analitical Procedures - Tracing
- Inspecting - Vouching
- Confinning - Observing
- Inquiring - Reperfonning
- Counting - Computer-assisted audit techniques.
1. analytical procedures - Tracing
Analytical procedur terdiri dari studi dan perbandingan hubungan-hubungan antara data. Prosedur ini termasuk perhitungan-perhitungan dan penggunaan ratio sederhana, analisa vertikal atau item-item yang sejenis, perbandingan jumlah dengan data historis stau budget. Analytical procedures ini akan menghasilkan bukti analitis.
1.      Inspecting
Inspecting melibatkan penelitian secara cermat terhadap dokumen dan catatan-catatan, serta pemeriksaan fisik terhadap sumber-sumber yang berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam pemeriksaan. Penyelidikan terhadap dokumen menyediakan suatu alat untuk mengevaluasi bukti dokumentasi. Jadi melalui inspeksi ini auditor dapat menaksir keaslian dokumen, atau mendeteksi adanya perubahan-perubahan yang mungkin dilakukan.
2.      Comfirming
Confirming adalah bentuk penyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak luar yang independen. Dalam kasus ,yang biasa, klien membuat permohonan kepada pihak luar secara tertulis, tetapi untuk tujuan pengawasan, jawabannya dikirim langsung kepada auditor. Prosedur pemeriksaan ini menghasilkan bukti konfirmasi.
3.      Inquiring
Inquiring melibatkan pertanyaan baik lisan maupun tulisan oleh auditor. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat dibuat secara intern kepada manajemen atau pegawai klien, seperti pertanyaan tentang persediaan yang usang atau kemungkinan dapat ditagihnya piutang, atau secara eksternal menanyakan kepada pengacara yang berkaitan dengan kemungkinan hasil perkara. Pertanyaan ini menghasilkan baik bukti lisan maupun tulisan.
4.      Counting
Dua penggunaan yang paling umum dalam counting (perhitungan) adalah, (1) perhitungan fisik aktiva berwujud seperti jumlah kas atau persediaan yang ada di perusahaan, dan (2) perhitungan untuk dokumen yang diberi nomor sebelumnya Yang pertama menyediakan alat untuk menilai bukti fisik dari jumlah yang ada. Yang kedua bisa ditinjau sebagai penyediaan alat untuk mengevaluasi bukti dokumentasi dari kelengkapan catatan akuntansi.
5.      Tracing
Dalam tracing, auditor (1) memilih dokumen yang dibuat ketika transaksi dilaksanakan, dan (2) menentukan bahwa infonnasi yang terdapat dalam dokumen itu telah dicatat secara wajar daJam catatan akuntansi (jurnal dan buku besar). Arah pengujian ini adalah dari dokumen ke catatan akuntansi. Karena prosedur ini memberi keyakinan dari bukti asli sampai akhirnya dimasukkan ke dalam perkiraan, maka prosedur ini terutama sangat bermanfaat untuk mendeteksi catatan akuntansi yang kerendahan. Jadi prosedur ini penting untuk mendapatkan bukti yang berhubungan dengan penegasan untuk kelengkapan.
Trasir berhubungan terutama dengan bukti dokumentasi.
6.      Vouching
Vouching meliputi (1) memilih catatan yang ada pada catatan akuntansi, dan (2) memperoleh dan menyelidiki dokumen yang mendasari catatan tersebut untuk menentukan keabsahan dan ketelitian transaksi yang dicatat. Dengan vouching, arab pengujian berlawanan dengan tracing. Vouching digunakan secara luas untuk mendeteksi catatan akuntansi yang ketinggian (overstatement). Jadi, prosedur ini penting penting untuk memperoleh bukti sehubungan dengan penegasan terhadap keberadaan atan kejadian (existence or occurrence).
7.      Observing
Observing (pengamatan) berhubungan dengan memperhatikan akan menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan alan proses. Kegiatan tersebut bisa merupakan proses yang rutin dari suatu jenis transaksi seperti penerimaan kas, untuk melihat apakah pegawai melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebijaksanaan dan prosedur yang telah ditetapkan.
Selain itu anditor mungkin juga mengamati ketelitian pegawai dalam pelaksanaan persediaan fisik persediaan tahunan. Jadi dalam hal ini auditor hanya mengamati proses perhitungan fisik persediaan. Berbeda halnya dengan inspecting, auditor melakukan inspeksi atan memeriksa unsur-unsur persediaan tertentu untuk membuat penaksiran sendiri mengenai kondisi persediaan tersebut.
Dari prosedur ini auditor mendapatkan sendiri pengetahuan secara langsung mengenai kegiatan perusahaan dalam bentuk bukti fisik
8.      Reperforming
Penerapan yang paling sering dilakukan dalam prosedur ini adalah melakukan kembali perhitungan, dan rekonsiliasi yang telah dibuat oleh klien. Misalnya termasuk penghitungan kembali terhadap jumlah, biaya penyusutan, bunga, dan lain sebagainya. Prosedur ini menghasilkan bukti matematis.
9.      Computer-Assisted Audit Technique
Apabila catatan akuntansi klien menggunakan media elektronik, auditor dapat menggunakan teknik ini untuk membantu dalam pelaksanaan beberapa prosedur yang telah dibicarakan sebelumnya. Misalnya, Auditor dapat menggunakan software untuk melaksanakan perhitungan dan perbandingan yang digunakan pada prosedur analitis, memilih sampel piutang untuk konfirmasi, melaksanakan penghitungan kembali berbagai macam perhitungan, dll.

SUMBER: http://amihidayat.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya